Bank Indonesia (BI) meminta pemerintah mengendalikan tarif angkutan umum, bila kelak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Paling tidak, kenaikan tarif angkutan umum harus di bawah 20 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan jika ada kenaikan sebesar Rp 1.000, maka inflasi terkerek 1,2 persen. Tetapi, kenaikan tarif angkutan bisa kurang lebih 10 persen sampai 20 persen.
Apabila, tarif angkutan lebih tinggi atau sama dengan harga BBM, maka inflasi akan bertambah sekitar 1,5 persen. "Seperti tahun lalu, tarif angkutan lebih rendah dari harga BBM," ujarnya di Jakarta, Rabu (3/9).
Selain itu, kenaikan harga BBM juga harus melihat waktu dengan kondisi inflasi yang rendah seperti di bulan Oktober, November atau Februari sampai awal Mei mendatang.
Bulan-bulan tersebut, kata dia, karena adanya panen raya. Berkaca pada pengalaman dua tahun lalu, inflasi terkendali karena tarif angkutan umum lebih rendah dibandingkan kenaikan BBM. "Inflasi 4,4 tahun depan, masih merupakan baseline," tuturnya.
Dalam rapat panja asumsi makro di DPR, pemerintah dan DPR sepakat menyetujui inflasi sebesar 4,4 persen, SPN 6 persen, nilai tukar Rupiah Rp 11.900 per USD. Bank Indonesia menegaskan dengan adanya kenaikan harga Rp 1.000, maka CAD bisa berkurang sebesar USD 900 juta sampai USD 1 miliar, sudah termasuk biaya jasa impor BBM
Sekian Berita Motor terbaru dari kami mengenai Harga BBM Naik, BI Minta Pemerintah Tekan Tarif Angkutan Umum. Harapan kami artikel seputar Motor yang berjudul Harga BBM Naik, BI Minta Pemerintah Tekan Tarif Angkutan Umum ini bisa bermanfaat untuk anda. Jangan lupa terus kunjungi Pusat Motor untuk mendapatkan Pusat seputar Motor setiap harinya
